Petualangan Membela, dan Memperjuangkan
Merah Putih.
Anisa
terlahir dari keluarga pejuang, anak dari seorang “kadet”. Bapaknya dulu
seorang kadet “Taruna AAL (Akademi Angkatan Laut)”. Anisa anak satu-satunya,
dan itulah nama ku. Nama yang sudah biasa di panggil oleh masyarakat. Masa
kecilku begitu indah, bahkan bisa dibilang sangat-sangat indah. Aku punya
banyak teman dan mereka semua menyayangiku. Meskipun aku berasal dari keluarga
yang miskin, teman-temanku hampir semua laki-laki, teman-temanku berbeda-beda
agama, tetapi mereka tidak pernah membeda-bedakan teman. Aku dan teman-temanku
senang sekali berpetualang.
Pada
pagi hari, disaat aku dan teman-temanku bermain bamboo di lapangan, yang tidak jauh
dari rumah. Terdengar, ada sebuah ledakan hebat. Aku langsung berlari ke rumah,
dan aku melihat rumahku dan rumah-rumah yang ada hancur berkeping-keping,
hingga menjadi abu. Aku berhenti sejenak, dan aku berteriak “Tidaaaaaaaak!!” melihat
orang tuaku sudah tergeletak dan sudah tidak bernyawa. Dan aku melihat kaburnya
rombongan mobil-mobil besar yang berisi tentara-tentara Belanda. Disaat itu aku
langsung bersumpah “Aku akan membalaskan dendamku untuk membela, memperjuangkan
Tanah Air Indonesia”. Aku langsung berlari ke lapangan untuk membuat sebuah
tombak bamboo, dan mentancapkan bamboo itu ke tanah depan rumahku.
Aku duduk
merenung, dan berfikir harus bagaimana lagi aku bisa membalas semua yang sudah
terjadi. Disaat itu, datang mobil-mobil truk besar yang berisi para Tentara Gerilya.
Dan aku langsung berfikir tanpa panjang lagi, aku menyamar menjadi seorang anak
laki-laki supaya aku bisa bergabung dengan militer-militer itu. Dan aku
mengubah nama menjadi Abi. Oh ya, aku punya empat sahabat yang bernama Dery, Badu,
Fahtan, dan Andi. Aku pun mengajak mereka menjadi seorang kadet. Dan mereka mau
menjadi kadet, kita berlima akhirnya masuk menjadi anggota kadet, dan sebagai
Tentara Gerilya, kita dilatih militer sampai kita bisa kuat. dan akan
memperjuangkan tanah air ini sampai titik darah penghabisan.
Waktu
disaat perjalanan menuju lokasi peperangan..
Militer 1: “Ehh.. cowok kok pakai gelang!”. (meledekku)
Badu: “Apa salahnya? Itu gelangkan, pemberian orang tuanya!”. (membelaku)
Dery dan Andi: “Iya!”. (membelaku)
Fahtan:
“Apa salahnya dia memakai gelang itu?!”. (membelaku)
Militer
2: (Melihatku dengan aneh, sampai berani membuka topi ku). “Loh kamu ternyata
perempuan”. (rahasiaku terbongkar).
Sesampainya,
disaat berkumpul terlebih dahulu, aku pun mulai tidak bisa berkutik apa-apa, salahnya
aku lupa melepaskan dan menyimpan gelang pemberian orang tuaku itu, dan sampai
akhirnya aku membuka rahasiaku. “Aku memang perempuan, tapi aku tidak LEMAH”. Sampai
akhirnya komandanku berkata “Ya sudah, tidak apa-apa. Kita semua akan membela
Negara ini tanpa melihat dia laki-laki atau pun perempuan. Tapi, yang kita
lihat kegigihan, dan tekad yang kuat untuk melawan pembantaian para tentara
Belanda”. Aku, sahabat-sahabatku, bersama para kadet lainnya, berperang
habis-habisan sampai darah bertumpahan, disaat berperang aku sangat gagah
seperti layaknya seorang laki-laki, aku tidak berfikir lagi kalau aku ini
perempuan, yang aku fikirkan INDONESIA harus Menang, dan Tanah Air ini harus
MERDEKA!!. Dan akhirnya INDONESIA MENANG!!, walaupun banyak yang berguguran.
Created by me ^_^