About me

Foto saya
Saya Anisa Budi Listiani.. i'm easy going, and then prefer to create an animation, make films, just think I'm cool as long as the positive.. And Then Semoga Isi Blog saya bisa bermanfaat, dan bisa menjadi inspirasi yang Positif..

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Cerpen "Petualangan Membela, dan Memperjuangkan Merah Putih".



Petualangan Membela, dan Memperjuangkan Merah Putih.

Cerpen ini Berkisah tentang perjuangan melawan tentara Belanda pada tahun 1947. Terjadinya peristiwa Agresi Militer Belanda I ke jantung pemerintahan Republik Indonesia di Jawa Tengah. Cerita ini menceritakan memperjuangkan kemerdekaan, dan menjalin persahabatan sebagai kadet dan selamat dari pembantaian oleh tentara Belanda. Mereka kemudian berperang sebagai tentara gerilya di pedalaman dengan diwarnai konflik karena perbedaan sifat, status sosial, etnis, budaya, dan agama.

Anisa terlahir dari keluarga pejuang, anak dari seorang “kadet”. Bapaknya dulu seorang kadet “Taruna AAL (Akademi Angkatan Laut)”. Anisa anak satu-satunya, dan itulah nama ku. Nama yang sudah biasa di panggil oleh masyarakat. Masa kecilku begitu indah, bahkan bisa dibilang sangat-sangat indah. Aku punya banyak teman dan mereka semua menyayangiku. Meskipun aku berasal dari keluarga yang miskin, teman-temanku hampir semua laki-laki, teman-temanku berbeda-beda agama, tetapi mereka tidak pernah membeda-bedakan teman. Aku dan teman-temanku senang sekali berpetualang.

Pada pagi hari, disaat aku dan teman-temanku bermain bamboo di lapangan, yang tidak jauh dari rumah. Terdengar, ada sebuah ledakan hebat. Aku langsung berlari ke rumah, dan aku melihat rumahku dan rumah-rumah yang ada hancur berkeping-keping, hingga menjadi abu. Aku berhenti sejenak, dan aku berteriak “Tidaaaaaaaak!!” melihat orang tuaku sudah tergeletak dan sudah tidak bernyawa. Dan aku melihat kaburnya rombongan mobil-mobil besar yang berisi tentara-tentara Belanda. Disaat itu aku langsung bersumpah “Aku akan membalaskan dendamku untuk membela, memperjuangkan Tanah Air Indonesia”. Aku langsung berlari ke lapangan untuk membuat sebuah tombak bamboo, dan mentancapkan bamboo itu ke tanah depan rumahku.

Aku duduk merenung, dan berfikir harus bagaimana lagi aku bisa membalas semua yang sudah terjadi. Disaat itu, datang mobil-mobil truk besar yang berisi para Tentara Gerilya. Dan aku langsung berfikir tanpa panjang lagi, aku menyamar menjadi seorang anak laki-laki supaya aku bisa bergabung dengan militer-militer itu. Dan aku mengubah nama menjadi Abi. Oh ya, aku punya empat sahabat yang bernama Dery, Badu, Fahtan, dan Andi. Aku pun mengajak mereka menjadi seorang kadet. Dan mereka mau menjadi kadet, kita berlima akhirnya masuk menjadi anggota kadet, dan sebagai Tentara Gerilya, kita dilatih militer sampai kita bisa kuat. dan akan memperjuangkan tanah air ini sampai titik darah penghabisan.

Waktu disaat perjalanan menuju lokasi peperangan..
Militer 1: “Ehh.. cowok kok pakai gelang!”. (meledekku)
Badu: “Apa salahnya? Itu gelangkan, pemberian orang tuanya!”. (membelaku)
Dery dan Andi: “Iya!”. (membelaku)
Fahtan: “Apa salahnya dia memakai gelang itu?!”. (membelaku)
Militer 2: (Melihatku dengan aneh, sampai berani membuka topi ku). “Loh kamu ternyata perempuan”. (rahasiaku terbongkar).

Sesampainya, disaat berkumpul terlebih dahulu, aku pun mulai tidak bisa berkutik apa-apa, salahnya aku lupa melepaskan dan menyimpan gelang pemberian orang tuaku itu, dan sampai akhirnya aku membuka rahasiaku. “Aku memang perempuan, tapi aku tidak LEMAH”. Sampai akhirnya komandanku berkata “Ya sudah, tidak apa-apa. Kita semua akan membela Negara ini tanpa melihat dia laki-laki atau pun perempuan. Tapi, yang kita lihat kegigihan, dan tekad yang kuat untuk melawan pembantaian para tentara Belanda”. Aku, sahabat-sahabatku, bersama para kadet lainnya, berperang habis-habisan sampai darah bertumpahan, disaat berperang aku sangat gagah seperti layaknya seorang laki-laki, aku tidak berfikir lagi kalau aku ini perempuan, yang aku fikirkan INDONESIA harus Menang, dan Tanah Air ini harus MERDEKA!!. Dan akhirnya INDONESIA MENANG!!, walaupun banyak yang berguguran.

Created by me ^_^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Diksi, Kalimat Efektif dan Kalimat Turunan



Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti "diksi" yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks sosial - adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).

Fungsi dari diksi antara lain :
  • Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
  • Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
  • Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
  • Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

Diksi terdiri dari delapan elemen: Fonem, Silabel, Konjungsi, Hubungan, Kata benda, Kata kerja, Infleksi, dan Uterans.
Macam macam hubungan makna :
  1. Sinonim
    Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
  1. Antonim.
    Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
  1. Polisemi.
    Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
  1. Hiponim.
    Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
  1. Hipernim.
    Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
  1. Homonim.
    Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
  1. Homofon.
    Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
  1. Homograf.
    Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.

Makna Denotasi
Makna Denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus.

Contoh :
Adik makan nasi.
Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.

Makna Konotasi
Kalau makna Denotasi adalah makna yang sebenarnya, maka seharusnya Makna Konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Terkadang banyak eksperts linguistik di Indonesia mengatakan bahwa makna konotasi adalah makna kiasan, padahal makna kiasan itu adalah tipe makna figuratif, bukan makna konotasi. Makna Konotasi tidak diketahui oleh semua orang atau dalam artian hanya digunakan oleh suatu komunitas tertentu. Misalnya Frase jam tangan.

Contoh:
Pak Slesh adalah seorang pegawai kantoran yang sangat tekun dan berdedikasi. Ia selalu disiplin dalam mengerjakan sesuatu. Pada saat rapat kerja, salah satu kolega yang hadir melihat kinerja beliau dan kemudian berkata kepada sesama kolega yang lain “Jam tangan pak Slesh bagus yah”.
Dalam ilustrasi diatas, frase jam tangan memiliki makna konotasi yang berarti sebenarnya disiplin. Namun makna ini hanya diketahui oleh orang-orang yang bekerja di kantoran atau semacamnya yang berpacu dengan waktu. Dalam contoh diatas, Jam Tangan memiliki Makna Konotasi Positif karena sifatnya memuji
Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu konotasi positif  merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan, dan konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.

Kalimat Efektif (Pengertian, Ciri dan contoh Kalimat Efektif), dan Kalimat Turunan

  •       Pengertian Kalimat Efektif
            Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

  •       Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
      1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

  •       Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1.Kesepadanan

Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

3.Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4.Kelogisan

Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.Kesatuan atau Kepaduan

Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6.Keparalelan atau Kesajajaran

Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7.Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)

b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

  •       Kesalahan Kalimat
      Karangan ilmiah, laporan kerja, surat  lamaran atau jenis komunikasi lain, seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan karangan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, salah tindakan, dan sebagainya.
Kesalahan Stuktur

a. Kalimat aktif tanpa subjek
Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (salah)
Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (benar)
  • Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan
  • Di Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (salah)
  • Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar)
  • Di Jakarta tedapat pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar)

b. Menempatkan kata yang di depan predikat, sehingga berubah fungsi menjadi perluasan objek
  • Petani yang bekerja di sawah. (salah)
  • Petani bekerja di sawah. (benar)

c. Menempatkan kata depan di depan objek. Dalam kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan
  • Mereka mendiskusikan tentang keselamatan kerja. (Salah)
  • Mereka mendiskusikan keselamatan kerja. (benar)

d. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat
  • Ia pandai. Sehingga selalu mendapt beasiswa. (salah)
  • Ia pandai sehingga selalu mendapat beasiswa. (benar)

e. Penggabungan anak kalimat
  • Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah)
  • Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras. (benar)
  • Tidak…tetapi, tidak hanya…tetapi juga, bukan hanya…melainkan juga.

f. Salah urutan
  • Ia menulis laporan, mengamati data, dan menyerahkan laporan itu. (salah)
  • Ia mengamati data, menulis laporan, dan menyerahkan laporan itu. (benar)

  •       Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
      Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.

  1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.
Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.
Contoh :
  1. Kami mahasiswa Indonesia.
  2. Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
  3. Mobil orang kaya itu ada delapan.
Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek.

2.      Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.
Perhatikan contoh diberikut ini.

v  Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
S                        P1                           O1

harus menjunjung tinggi etika profesi .
            P2                               O2

v  Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika
S1               P1               O1                     Ket

para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur .
S2                                    P2            O2

Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.

Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :
  • Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
  • Kedudukan tiap kalimat sederajat

Penghubung  Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara

Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
penjumlahan
menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses
dan, serta, baik, maupun
pertentangan
menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan
menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
Atau
Perurutan
menyatakan kejadian yang berurutan
lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara :
  1. Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
  2. Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
  3. Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
  4. Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

Kalimat Majemuk Bertingkat
Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.

Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat

Jenis
Hubungan
Kata Penghubung
a. waktu
sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
b. syarat
jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala
c. tujuan
agar, supaya, untuk, biar

d. konsesif
walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)

e. pembandingan
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat
f. sebab/alasan
sebab, karena
g. akibat/hasil
sehingga, sampai-sampai, maka
h. cara/alat
dengan, tanpa
i. kemiripan
seolah-olah, seakan-akan
j. kenyataan
Padahal, nyatanya
k. penjelasan/ kelengkapan
bahwa

Contoh kalimat majemuk bertingkat:
  1. Dia datang ketika kami sedang rapat.
  2. Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
  3. Anda harus bekerja keras agar berhasil.
  4. Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
  5. Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku. 


Sumber :


http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
http://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macam-macamnya/
http://widiapriyadi.blogspot.com/2012/11/kalimat-efektif-pengertian-ciri-dan.html
http://meirianie.wordpress.com/2011/05/11/kalimat-efektif-dan-kalimat-turunan/


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS