Masa depan
Apa itu masa depan?
Masa depan adalah kehidupan
Kehidupan yang harus dijalani
Keberhasilan tidak akan ada
Jika kita tidak berusaha
Hidup perlu diperjuangkan
Jangan sampai disia-siakan
Yang kita cari adalah satu titik
Dimana satu titik itu adalah keberhasilan
Jangan pernah mengeluh
Jangan pernah menyerah
Masa depan
Oh masa depan
Aku harus berhasil
Aku pasti bisa meraih keberhasilan
Created by me :)
19.39 |
Read User's Comments(0)
Perbedaan Karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah
19.14 |
1. Karangan Ilmiah
Menurut
Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan
fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya
ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu
dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Karangan Ilmiah
atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan
cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu.
Tujuan karya ilmiah, antara lain:
Sebagai wahana melatih mengungkapkan
pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis
dan metodologis.
• Menumbuhkan etos
ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu
pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya
tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
• Karya
ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat
membacanya.
• Membuktikan
potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan
memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
• Melatih
keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Ciri – Ciri Karya Ilmiah:
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang
menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
b. komponen dan
substansi
c. sikap penulis
d. penggunaan
bahasa
Selain ciri-ciri diatas karangan
ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
• Kejelasan.
Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar,
pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
• Kelogisan.
Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
• Kelugasan.
Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
• Keobjektifan.
Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
•
Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan
atau kehilafan betapapun
kecilnya.
• Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan
disusun menurut
urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
• Ketuntasan.
Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
2. Karangan Semi Ilmiah
Karya tulis semi ilmiah merupakan
sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang
ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung
dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga
merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan
dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode
ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini.
Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng,
hikayat, novel, roman dan cerpen.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau
ilmiah popular, yaitu :
• Ditulis
berdasarkan fakta pribadi;
• Fakta yang
disimpulkan subjektif;
• Gaya bahasa
formal dan popular;
• Mementingkan
diri penulis;
• Melebih-lebihkan
sesuatu;
• Usulan-usulan
bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.
Jenis karangan semi ilmiah yaitu
artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku
adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap
sebuah buku.
3. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan
yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan
biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak
terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah,
yaitu:
• Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
• Fakta yang disimpulkan subyektif,
• Gaya bahasa konotatif dan populer,
• Tidak memuat hipotesis,
• Penyajian dibarengi dengan
sejarah,
• Bersifat imajinatif,
• Situasi didramatisir,
• Bersifat persuasif.
• Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya
non-ilmiah, yaitu:
• Dongeng
• Cerpen
• Novel
• Drama
• Roman.
4. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non
Ilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah
merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia
tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa
menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan
tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah
maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat
dicermati dari beberapa aspek.
1. Karya
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif).
Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2. Karya
ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi.
3. Dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah
yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk
semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara
karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193)
menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah,
ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di
bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis
tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih
mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus.
Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati
kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis,
sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi
bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu
terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan
ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong
dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang
tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai,
resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat,
cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah bersifat, antara
lain :
1. Emotif :
merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi
2. persuasif :
merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3. Deskriptif :
merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4. Jika
kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Perbedaan-perbedaan inilah yang
dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian. Karya
nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya
nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
Wacana Singkat Dengan EYD
REVOLUSI KOMUNIKASI KOMPUTER
Di tahun 1970-an dan awal 1980-an
terlihat perpaduan dari bidang ilmu komputer dan komunikasi data yang secara
mendalam mengubah teknologi, produksi-produksi dan perusahaan yang sekarang
merupakan kombinasi industri komunikasi komputer.
Revolusi ini telah menghasilkan
kenyataan yang menarik, antara lain :
- Tidak adanya perbedaan fundamental/pokok antara data processing (komputer) dan komunikasi data (peralatan transmisi dan switching).
- Tidak adanya perbedaan fundamental antara komunikasi data, voice (suara) dan video.
- Jalur-jalur antara single -processor computer, multi-processor computer, jaringan lokal, jaringan metropolitan dan jaringan jarak jauh sudah kabur.
Akibatnya perkembangan besar pada
industri komputer dan komunikasi baik dari pabrikasi komponen sampai sistim
integrasi dan perkembangan dari sistim integrasi yang mentransmisi dan
memproses semua tipe data dan informasi. Keduanya baik teknologi dan standar
teknik organisasi sedang diarahkan ke single public system yang menyatukan
semua komunikasi yang dibuat secara nyata semua sumber data dan informasi di
dunia secara mudah dan dapat diakses bersama-sama.
MODEL KOMUNIKASI
Tujuan utama dari komunikasi data
yaitu untuk menukar informasi antara dua perantara.
Data yaitu sebuah gambaran dari
kenyataan, konsep atau instruksi dalam bentuk formal yang sesuai untuk
komunikasi, interprestasi atau proses oleh manusia atau oleh peralatan
otomatis.
Informasi yaitu pengertian yang
diperuntukkan bagi data dengan persetujuan-persetujuan memakai data
tersebut.
Definisi-definisi ini dapat
menjelaskan tujuan kita, yaitu : data dapat diidentifikasikan, data dapat
digambarkan, data tidak perlu mewakili sesuatu secara fisik; tetapi dari
semuanya itu data dapat dan sebaiknya digunakan untuk menghasilkan informasi.
Hal ini juga berarti bahwa data untuk satu orang akan muncul sebagai informasi
untuk yang lainnya. Informasi ini terbentuk ketika data ditafsirkan.
CONTOH
KARYA TULIS ILMIAH ” DAMPAK PEMANASAN GLOBAL ”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya tulis dengan judul Pengaruh
Pemanasan Global Pada Kehidupan di Dunia ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar bahaya yang mengancam akibat global warming ini. Banyak sekali
orang-orang yang melakukan hal yang menyebabkan global warming, entah mereka
tidak tahu, atau mereka tahu tetapi dibiarkan saja. Karena itu penulis membuat
karya tulis ini dengan tujuan mengingatkan bahaya pemanasan global yang boleh
dibilang tidak lama lagi akan mencapai puncaknya.
Menurut penulis, pemanasan global
sudah cukup parah untuk saat ini, dan akan memperparah jika tidak ada usaha
untuk diperlambat. Sedangkan kenyataannya kita sekarang malah memperparah
keaadaan dengan cara seperti menambah jumlah emisi gas kendaraan bermotor yang
mengeluarkan banyak CO2, memakai hairspray yang mengandung aerosol, dsb.
Harapan penulis, pemanasan global
bisa dicegah se-maksimal mungkin dengan cara, salah satunya mungkin kita semua
bisa mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dan lebih memilih memakai sepeda,
karena selain berolahraga, menggunakan sepeda juga tidak menyebabkan pemanasan
global. Tetapi pada kenyataannya, hal seperti itu sangat sulit untuk
diwujudkan. Mengingat keegoisan kita sendiri yang mementingkan kepentingan
pribadinya masing-masing, misalnya tidak mau berkeringat saat sampai di
sekolah, atau bisa kepanasan saat dijalan, malah ada juga yang mungkin
berpikiran nanti tatanan rambutnya rusak jika naik sepeda. Oleh karena itu
mungkin kita harus berpikir dalam-dalam dan berusaha se-maksimal mungkin untuk
memperlambat pemanasan global, dengan cara yang tidak terlalu rumit, tetapi
berarti untuk bumi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
maka timbul masalah:
1. Apakah pemanasan global itu?
2. Apakah bahaya dan pengaruh
pemanasan global itu?
3. Bagaimana cara mengendalikan
pemanasan global?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar kita mengetahui apa itu
pemanasan global?
2. Agar kita dapat mengetahui bahaya
dan pengaruh akibat terjadinya pemanasan global.
3. Kita sebagai manusia yang masih
membutuhkan bumi ini dapat berpikir keras cara memperlambat pemanasan global
dan mengatasi kerusakan parah akibat pemanasan global.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Agar kita sebagai siswa terpelajar bias mengatasi dan mengetahui pemnasan
gelobal dan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
2. Bagi masyarakat
Kita sebagai masyarakat Indonesia
bias mengetagui apa itu pemanasan gelobal dan bisa menanggulangi bagaimana cara
untuk menangani dan mencega pemanasan gelobal. Sehingga kita tidak mendapat kan
kerugian dari pemanasan gelobal.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Penulis memperoleh data sebagai
bahan dalam penulisan Karya Ilmiah ini, penulis melakukan kajian pustaka,
membagikan kuisioner,study tour ke LAPAN dan melakukan browsing internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global adalah adanya
proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu
rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah
kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah
dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan
tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan
oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga
6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka
perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai
emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas
iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode
hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus
berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca
telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global
diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya
permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta
perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain
adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai
jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih
diragukan para ilmuan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan
terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang
terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga
saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa,
jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan
pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekwensi-konsekwensi
yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan
emisi gas-gas rumah kaca.
2.2. Penyebab Utama Pemanasan Global
1. Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat
di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk
radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai
permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi.
Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian
dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida, dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut
berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya.
Sebenarnya, efek rumah kaca ini
sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya,
planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15
°C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dengan efek rumah
kaca[3] (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah
berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.
2. Efek umpan balik
Efek-efek dari agen penyebab
pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang
dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan
akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah
uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
3. Radiasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan
bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari
awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara
mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya
aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan
mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah
diamati sejak tahun 1960,[8] yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari
menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga
dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi
mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena radiasi Matahari dikombinasikan dengan
aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa
pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.[9][10]
Ada beberapa hasil penelitian yang
menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan
global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin
telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global
selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott
dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini
membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan
dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari
debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian,
mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap
pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada
dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
2.3. Dampak Pemanasan Global
Para ilmuan menggunakan model
komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk
mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah
membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca,
tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan
kesehatan manusia.
1. Cuaca
Para ilmuan memperkirakan bahwa
selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern
Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya,
gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es
yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan
di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan
lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.
Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih
lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum
begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan
pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas
rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada
atmosfer. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang
berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan
air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi,
beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi
tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
2. Tinggi muka laut
Perubahan tinggi rata-rata muka laut
diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Saat atmosfer
menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya
akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan
mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih
memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan
sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan
menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan
banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat.
Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan
meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat
besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin
hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka
laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan
menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru
juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah
dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida
Everglades.
3. Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi
yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal
ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai
contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan
lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di
beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang
menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika
snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami,
akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan
dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Hewan dan tumbuhan
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk
hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan
telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk
bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini.
Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh
kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
5. Kesehatan manusia
Di dunia yang hangat, para ilmuan
memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal
karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis,
seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya,
akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya
terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di
daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria;
persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat.
Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti
demam dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi
meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih
hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.
2.4 Pengendalian Pemanasan Global
Konsumsi total bahan bakar fosil di
dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau
yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global
di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul
sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di
masa depan.
Kerusakan yang parah dapat diatasi
dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan
penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat
membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa
negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan
tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum
dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan
berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk
memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon
dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen
karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan
karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
1. Menghilangkan karbon
Cara yang paling mudah untuk
menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan
menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat
pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui
fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat
perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area,
tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya
ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau
pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan
penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas
rumah kaca.
Gas karbondioksida juga dapat
dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas
tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke
permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk
mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara
atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas
pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas
alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali
ke permukaan.
Salah satu sumber penyumbang
karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Pada abad ke-20, energi gas
mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan
bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah
karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbondioksida lebih
sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan
batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir
lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun
kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan
tidak melepas karbondioksida sama sekali.
2. Persetujuan internasional
Kerjasama internasional diperlukan
untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth
Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah
gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu
perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan
persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.
Perjanjian ini, yang belum
diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang
persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong
emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini
harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat
mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan
pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yang
menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6
persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak
diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.
2.5 Mengukur Pemanasan Global
Pada awal 1896, para ilmuan
beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan mengubah komposisi atmosfer
dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global. Hipotesis ini dikonfirmasi
tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global
yaitu International Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak
gunung Mauna Loa di Hawai. Hasil pengukurannya menunjukkan terjadi peningkatan
konsentrasi karbondioksida di atmosfer. Setelah itu, komposisi dari atmosfer
terus diukur dengan cermat. Data-data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa memang
terjadi peningkatan konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di atmosfer.
Para ilmuan juga telah lama menduga
bahwa iklim global semakin menghangat, tetapi mereka tidak mampu memberikan
bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus bervariasi dari waktu ke waktu dan
dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Perlu bertahun-tahun pengamatan iklim
untuk memperoleh data-data yang menunjukkan suatu kecenderungan (trend) yang
jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak memperlihatkan kecenderungan
penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini hanya sedikit dan tidak dapat
dipercaya. Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan
sehingga pengukuran temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan
oleh bangunan dan kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material bangunan
dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang terpercaya
(terletak jauh dari perkotaan), serta dari satelit. Data-data ini memberikan
pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang
tertutup lautan. Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa
kecenderungan menghangatnya permukaan Bumi benar-benar terjadi. Jika dilihat
pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus
tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi
setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi yang paling panas.
Dalam laporan yang dikeluarkannya
tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa
temperatur udara global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat
Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan tersebut terutama
disebabkan oleh aktifitas manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke atmosfer.
IPCC memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1.1
hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Akibatnya, akan terjadi perubahan
iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya peristiwa perubahan iklim ini telah
terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi, manusia akan menghadapi masalah
ini dengan resiko populasi yang sangat besar.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sebenarnya pemanasan global itu
sudah terjadi sejak tahun 1861, tetapi belum parah seperti sekarang. Itu
menunjukan ada nya peningkatan suhu dari tahun ke tahun, sehingga ada
kemungkinan besar pemanasan global ini akan semakin parah di masa depan.
3.2 Saran
Seperti yang kita tahu, sampai saat
ini tidak ada yang bisa mencegah pemanasan global, tetapi kita sebagai generasi
muda harus berusaha untuk mengurangi jalannya pemanasan global. Dengan hal yang
sangat kecil saja, seperti selalu menggunakan kertas di kedua sisinya, matikan
keran saat menggosok gigi, menggunakan kembali amplop bekas, gunakan baterai
isi ulang, dll.
Semi
Ilmiah
Semi Ilmiah adalah karangan ilmu
pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang
baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal,
kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar
atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu
tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti
metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan
non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi
Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng,
hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya berada diantara ilmiah.
CONTOH
KARYA TULIS SEMI ILMIAH “GEJALA DAN TANDA HIPERTENSI ”
Hipertensi
atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan
tekanan darah. Yang dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi
primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder
yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit
jantung, gangguan anak ginjal, dll. Tekanan darah adalah menunjukkan keadaan di
mana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah
dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan angka seperti berikut –
120 /80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung
berkontraksi. Disebut dengan tekanan sistolik. Angka 80 menunjukkan tekanan
ketika jantung sedang berelaksasi. Disebut dengan tekanan diastolik. Sikap yang
paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah dalam keadaan duduk atau
berbaring.
Gejala dan Tanda
Hipertensi
seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus menerus
tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu,
hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara
berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa
ke dokter. Biasanya dokter akan memeriksa dua kali atau lebih sebelum
menentukan ada terkena tekanan darah tinggi atau tidak. Apabila pada kesempatan
tersebut tekanan darah anda diatas 130/90 mmHg maka akan didiagnosa sebagai
hypertensi (tekanan darah tinggi). Tekanan darah tinggi (hipertensi)
menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal..Tanpa melihat usia atau jenis kelamin
,semua orang bisa terkena penyakit jantung dan biasanya tanpa ada gejala-gejala
sebelumnya.
Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi secara alami. bayi dan anak-anak secara normal memiliki
tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari
juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat
tidur malam hari.
Target kerusakan organ akibat
Hipertensi antara lain:
* Otak : menyebabkan stroke
* Mata : menyebabkan retinopati
hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan
* Jantung : menyebabkan penyakit
jantung koroner (termasuk infark jantung), gagal jantung
* Ginjal : menyebabkan penyakit
ginjal kronik, gagal ginjal terminal
Tata Laksana
Langkah awal terpenting adalah agar
menurunkan tekanan darah anda dengan mengikuti gaya hidup sehat seperti aktif
berolahraga, mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah
kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak
mengkonsumsi alkohol dan rokok. dan mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk
dokter. Selain itu dianjurkan juga untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
dengan panel evaluasi awal hipertensi atau panel hidup sehat dengan hipertensi.
Obat-obatan yang diberikan sesuai
dengan klasifikasi yang ada diatas. Contoh obat-obatan yang dapat diberikan
adalah.
* Diuretik. Penghambat reseptor b
* Penghambat EKA
* Antagonis reseptor AII
* Penghabat kalsium
* Antagonis aldosteron
Secara
umum obat-obatan diatas dapat diberikan ke semua stadium hipertensi dengan atau
tanpa komplikasi. Dapat juga dikombinasikan antara obat satu dengan lainnya
(misalnya; untuk hipertensi grade 2 diberikan diuretik dengan penghambat EKA
atau penghambat reseptor AII atau penghambat kaslsium) kombinasi ini diberikan
sesuai dengan tubuh penderita. Maka sangat penting untuk melakukan pemeriksaan
rutin tekanan darah minimal 1 kali sebulan untuk memonitor khasiat obat.
Pemeriksaan Laboratorium
Tujuan pemeriksaan laboratorium pada
pasien hipertensi :
* Untuk mencari kemungkinan penyebab
Hipertensi sekunder
* Untuk menilai apakah ada penyulit
dan kerusakan organ target
* Untuk memperkirakan prognosis
* Untuk menentukan adanya
faktor-faktor lain yang mempertinggi
risiko penyakit jantung koroner dan stroke
Pemeriksaan laboratorium untuk
hipertensi ada 2 macam yaitu :
* Panel Evaluasi Awal Hipertensi :
Pemeriksaan ini dilakukan segera setelah
didiagnosis Hipertensi, dan sebelum memulai pengobatan
* Panel Hidup Sehat dengan
Hipertensi : Untuk memantau keberhasilan terapi
Karya Non Ilmiah
Karya non ilmiah sangat bervariasi
topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis
berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias
konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.
Karya non ilmiah bersifat:
1. Emotif : kemewahan dan cinta
lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit
informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti.
CONTOH
KARYA TULIS NON ILMIAH ” SI PELIT ”
Seorang
yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang
dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia
mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk
memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal
itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang
disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu
menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.
Ketika si Pelit menyadari kehilangan
hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil
menarik-narik rambutnya.
Satu orang pengembara kebetulan
lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.
“Emasku! oh.. emasku!” kata si
Pelit, “seseorang telah merampok saya!”
“Emasmu! di dalam lubang itu?
Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di
dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli
sesuatu?”
“Membeli sesuatu?” teriak si Pelit
dengan marah. “Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan
tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu.” teriaknya lagi
dengan marah.
Pengembara itu kemudian mengambil
sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong
itu.
“Kalau begitu,” katanya lagi, “tutup
dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!”
Harta yang kita miliki sama nilainya
dengan kegunaan harta tersebut.
Sumber:
http://nadiachya.blogspot.com/2012/04/perbedaan-antara-karangan-ilmiah-non.html
http://mane3x.wordpress.com/2013/04/05/macam-macam-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/
http://riantopurba.blogspot.com/2013/04/perbedaan-karangan-ilmiah-semi-ilmiah.html
http://ramiandiakbari.wordpress.com/2013/10/20/333/
http://alanardandy070692.blogspot.com/2013/10/wacana-singkat-dengan-eyd.html
Langganan:
Postingan (Atom)