Judul
: Meraih Bening Hati Dengan Manajemen Qolbu
Pengarang
: K.H. Abdullah Gymnastiar
Penerbit
: Gema Insani Press
Tebal
: 146 halaman
Menegakkan prinsip-prinsip ma’rifatullah, tundukkan untuk melayaninya. Maka
berbahagialah bagi orang-orang yang senantiasa berusaha mengenal Allah,
membangun keyakinan yang kuat kepada Allah SWT. Pemarah, berwatak keras,
bermurah hati, penyantun, bukan ratapan ungkapan syukur. Fondasi ma’rifatullah,
pribadi-pribadi ikhlas. Ilmu mengenal tutur kata kemurahan, kerendahan hati
Nabi SAW. keramahan, dan kasih sayang. Pengasuhnya dengan kasar, maka beliau
menegurnya,“kekeruhan hati anak ini akibat renggutan yang keras?.” Semoga Allah
Yang Mahaagung mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk meniru urutan teratas,“postur
alisnya memanjang halus, bersambung, indah, sedikit membongkok, berbulu ringan.
Ke arah bumi ketimbang langit yang kebanyakannya merenung. Memulai salam.”
Beramal sebelum bicara. Apalah artinya teknologi yang serba modern kalau
tingkah manusianya primitif? Belum memahami bagaimana indahnya Islam. Anak-ank
kita sering meniru figur-figur tertentu, sering tak mampu memberikan tata nilai
yang baik karena selalu bangun di malam hari. Alangkah rugi jika hidup harus
diisi dengan kecintaan pada figur-figur lain yang jauh dari keteladanan akhlak
Rasul. Tidak mendapat hidayah dari Allah, hidup di dunia ini terasa takut,
tegang, waswas, cemas, gelisah, bingung, memunculkan sifat ingin dipuji orang
lain. Langkah paling awal untuk meraih hidayah, terus mencari ilmu, tiada hari
tanpa mencari ilmu, dan makin bening hati kita. Zikir,”ingatlah, dengan zikir
mengingat Allah, hati akan tenteram. ” Ingat Allah ketika shalat saja, selalu
gelisah di luar shalat. Harus yakin dengan keyakinan bulat, milik ciptaan Allah
ketenangan hakiki, melainkan karena kuasa Allah SWT. Ia tidak akan takut
diancam oleh apa, siapa pun makhluk ada di dunia ini. Hanya merasa takut akan
ancaman dan murka Allah, sesuatu yang dia hadapi dijadikan sebagai lading amal.
Berbagi rezeki kepada orang lain, yang mengatur rezeki adalah Allah, menjamin
memberi kelapangan rezeki bagi siapa pun berhati murah banyak berderma,
menciptakan segala sesuatu secara proporsional.
Hati Aset Berharga tidak identik wanita yang mulia, gemar memamerkan tubuhnya,
waktunya habis memikirkan badannya. Justru tersiksa tidak mampu menjaganya
dengan hati-hati, Indonesia banyak orang yang pintar, Indonesia terpuruk?
Puluhan ribu sarjana, mengapa korupsi masih juga merajalela dilakukan oleh
orang yang bodoh, triliunan. Pintar tidak identik kemuliaan, tidak selalu
identik kebahagiaan. Orang tuanya cuma lulusan SD, malah jadi terhina orang
tuanya. “Bila hati kian bersih, pikiran pun selalu jernih, bila hati busuk
jahat merasuk, makhluk terkutuk.” Tidak ada waktu untuk berpikir licik, dengki,
keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Sekali saja kita tidak suka kepada
seseorang, kita akan lelah memikirkan orang yang kita benci. Bila hati kita
bersih, pikiran bisa menjadi jernih, tidak ada waktu buat iri, tidak ada ruang
untuk meremehkan siapa pun. Jika hati bersih maka wajah pun akan memancarkan
kecerahan penuh keramahan, keadaan tersenyum cerah selain menjadi sedekah akan
menyehatkab tubuh. Menata keikhlasan hati tanpa disadari, Allah telah
dipersekutukan dengan majikan, atasan, kekayaan, atau pangkat. Bahkan Allah juga
dipersekutukan dengan suami, istri, atau anak. Dipersekutukan dengan pujian,
sembah sanjung terhadap yang lain. Hidup bahagia dengan bersyukur, tidak
sedikit orang tua yang tercoreng aib gara-gara anaknya sendiri, kita harus
sering melakukan instropeksi diri. Acara syukuran tahadduts binni’mah
‘menyebut-nyebut nikmat Allah’. Jangan sampai pilih-pilih tamu undangan, hanya
memilih orang yang kaya saja mengabaikan fakir miskin. Ujian sakit, hadapilah
dengan kesabaran. Sabar adalah kunci,”sabar dan shalat sebagai penolongmu”.
Pahala sabar tidak ada batasnya, keakraban berbagai bentuk ujian.
Menyempurnakan ikhtiar diri kita dan orang lain, terutama orang-orang yang
telah menyakiti kita agar Allah mengubahnya menjadi orang baik.
Alkisah terakhir ini karena tidak percaya
diri, takut ia tidak amanah. Pemimpin yang hanya fasih berbicara, ngawur
berbuah kezaliman. Cukup memberi isyarat kecil. Pertama, membaca potensi
dirinya kelebihan dan kekurangannya. Menyuruh dirinya sendiri, sebelum melarang
diri sendiri. Menumbuhkan kebudayaan baru, indahnya kebersahajaan hidup, berani
hidup sederhana. “Wa may-yattaqillah, yaj’al lahu makhraja. Wa yarzuqhu min
haitsu laa yahtasib. Wa mai yatawakkal’alallah fahuwa hasbuh (ath-Thalaaq:
2-3).” Menakar kualitas haji kita, sejak niat hingga ke ujungnya. Niat haji,
haji mabrur adalah haji yang diterima dan diberkahi. Di antara ciri kemabruran,
kuncinya adalah perubahan, perubahan akhlak. “Ya Allah, saya ingin
menyempurnakan kewajiban saya selaku hamba-Mu yang beriman. Nanti saya mau
benar-benar bertaubat, saya ingin evaluasi diri, ingin bermunajat, berdoa
sebanyak-banyak minta kebaikan, keselamatan bagi diri, orang tua, sahabat,
tetangga, semua hamba-Mu yang beriman.” Kita sempurnakan amalan kita mendapat
keselamatan kapan pun ajal menjemput kita, setiap bentuk ibadah kita
benar-benar ikhlas mengharap ridha-Nya.
Di dalam buku ini tidak hanya memberitahukan
bagaimana meraih kesuskesan dalam suatu prinsip pada diri kita atau pada pembaca.
Akan tetapi, juga memberitahukan manfaat-manfaat, kisah-kisah kewajiban budaya
islami untuk memperoleh keuntungan dari rezeki yang didapatkan, khususnya
menjadi amal saleh bagi kita semua, amin. Buku ini model kajian yang bersifat
praktis, dekat dengan realitas kehidupan sehari-hari dan dikemas dengan teknik
retorika yang menyejukkan. Berkat buku ini, membuat MQ diterima luas oleh
seluruh lapisan masyarakat, di kota besar maupun daerah. Nama Aa Gym sendiri
kemudian mencuat menjadi sebuah “icon” penting dalam pergaulan di tingkat
nasional dan internasional. Dalam lapangan usaha, Aa Gym termasuk kreatif dan
bergerak progresif. Beliau mempublikasikan ceramah-ceramahnya dalam bentuk
artikel di koran, buku, kaset, dan juga CD. Di sisi lain, beliau membangun
bisnis dengan bendera MQ merambah berbagai bidang; media, manufaktur,
perdagangan, broadcasting, perjalanan haji, jasa, dan lain-lain. Kekurangan
pada buku ini, penulis kurang lengkap menceritakan kekurangan dibalik contohnya
dan akibat dari program bening hati menumbuhkan kebudayaan baru dalam pemimpin
yang Didamba seperti apa.
Penulis, membangun kiprah dan usahanya
dengan berbekal sebuah moto “hidup adalah untuk mempersembahkan yang terbaik,
bermakna bagi dunia dan berarti bagi akhirat nanti.” penulis juga memberikan kata yang penuh
mutiara. Penulis juga memberikan arahan kepada pembaca, apa yang harus pembaca
lakukan setelah memahami isi dari buku ini, setelah memahami satu per satu. maka
dari itu bagi si pembaca untuk memahami isi dari cerita tersebut, dan mudah
dicerna. Semua yang diceritakan dalam buku ini merupakan hal yang perlu
diperhatikan oleh si pembaca, karena di dalamnya memuat dalam meraih
kesuskesan, kebudayaan dalam islami bahkan kekayaan dan juga tak kalah
pentingnya kebahagiaan dunia maupun akhirat juga dari ayat-ayat Al-Quran.
Dengan demikian, pembaca dapat mengetahui meraih bening hati yang sebenarnya
yaitu dengan ber-ma’rifatullah (mengenal) kepada Allah dan Rasul-Nya lebih
dalam dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.