Teori
dan arti penting kepemimpinan
Organisasi
adalah perkumpulan dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang atau
lebih yang bekerja sama untuk mencapain tujuan tertentu. Seorang pemimpin yang baik
adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab. Sedangkan kepemimpinan adalah
proses dimana seseorang mampu atau dapat mempengaruhi keputusan dan dapat
memberi contoh yang baik untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Ada 3 teori
teori yang mendasari atau sering dipelajari untuk munculnya seorang pemimpin
dalam organisasi :
-Teori genetic
-Teori social
-Teori ekologis
-Teori genetic
-Teori social
-Teori ekologis
Di jaman
sekarang ini kepemimpinan harus benar-benar diperhatikan, apalagi dalam suatu
organisasi. Kepemimpinan yang berjiwa berani, tegas dan bertanggung jawab
adalah kepemimpinan yang diingin-inginkan oleh semua orang pada saat ini.
Tipologi Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, pada
dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari
seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin.
Dalam praktiknya,
dari gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di
antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).1. Tipe Otokratis.
Seorang
pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai
berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata,
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada
kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu
diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari
bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis.
Seorang
pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang
memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik.
Hingga
sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang
pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena
kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang
karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi
dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil
tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah
seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John
F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih
muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil,
Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5. Tipe Demokratis.
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu
tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
Secara implisit
tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah.
Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya
jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Hadari (2003;70)
menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan:
1. Adanya seseorang yang
berfungsi memimpin,
yang disebut pemimpin (leader).
2. Adanya orang lain
yang dipimpin
3. Adanya kegiatan yang
menggerakkan orang lain yang
dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan
perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
4. Adanya tujuan yang
hendak dicapai dan berlangsung
dalam suatu proses di dalam organisasi,
baik organisasi besar maupun kecil.
Sejalan
dengan pendapat Hadari tersebut, Poernomosidhi Hadjisarosa (1980;33)
selanjutnya merinci faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan yang
tidak dapat dilepaskan dari sifat kepemimpinan itu sendiri. Faktor-faktor
tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Dapat menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain
a. harus menguasai
bidang kerjanya (tanpa kecuali)
b. bersikap ulet
c. diimbangi dengan keluwesan
2. Melalui orang lain
a. mampu berorganisasi
b. mampu berkomunikasi
c. bersikap manusiawi
3. Dalam kerangka
tanggungjawab
a. melakukan
tanggungjawab secara proporsional
b. dapat dipercaya
c. berjiwa stabil
4. Disertai dengan
kepribadian
a. dapat memelihara dan
mengembangkan entusiasme
b. bersikap tanggap
c. dan tenang
5. Dan pengendalian ke
dalam
a. bersikap obyektif
a. bersikap obyektif
b. mampu mengkoreksi
diri
c. merasa dapat diganti
6. Dengan keseimbangan
dalam pertimbangan
a. keseimbangan antara
keuletan dan pengertian
b. keseimbangan antara
pengetahuan dan tindakan
c. kesimbangan antara
kemajuan dan etika
7. Dan kelebihan dalam
wawasan
a. dalam membawakan
produktivitas kerja pegawai
b. dalam menjangkau
gambaran masa depan
c. ketangguhan dalam
menghadapi tantangan berat
Menurut
Teori Perilaku untuk menentukan faktor-faktor yang menentukan perilaku atau
gaya kepemimpinan pada hakekatnya berhubungan dengan gaya pemimpin tersebut
berhubungan dengan bawahan. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan tersebut
dapat bersifat:
(1) berorientasi pada
tugas (task oriented sryle), dan
(2) berorientasi pada
bawahan
(employee oriented style).
Selanjutnya
yang dimaksud perilaku kepemimpinan dalam penelitian ini adalah sifat pemimpin,
dan dari perilaku (gaya) pemimpin yang bersangkutan dalam mempengaruhi orang
lain yang menjadi bawahannya untuk mencapai target atau sasaran perusahaan yang
menjadi tanggungjawabnya
Untuk lebih mengarahkan tentang
pengertian kepemimipinan yang dimaksud dalam penelitian ini, maka kiranya
diperlukan suatu pengertian kepemimpinan pendidikan. Hal ini diharapkan dapat
mempermudah untuk memahami secara mendalam dan lebih khusus mengenai
kepemimpinan di bidang pendidikan. Tim dosen MKDK Pengelolaan Pendidikan
”Akdon” (1994: 102) mengemukakan tentang pengertian kepemimpinan pendidikan,
yaitu :
Kepemimpinan pendidikan adalah suatu
kualitas kegiatan-kegiatan dan integrasi di dalam situasi pendidikan.
Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan
pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai
secara efektif dan efisien.
Dari pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan dari seorang
pemimpin pendidikan untuk mampu menggerakkan seluruh sumber daya pendidikan,
baik sumberdaya manusia maupun non manusia untuk digerakkan, dibina, dan
diarahkan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara optimal sampai
mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Faktor
yang paling penting dalam kegiatan menggerakan orang lain untukk menunjukan
kegiatan manajemen sekolah adalah kepemimpinan (leadership), sebab
kepemimpinan yang menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan dan
menciptakan iklim kerja yang mendukung pelaksanaan proses manajemen kepala
sekolah secara keseluruhan. Kesalahan dalam kepemimpinan dapat mengakibatkan
gagalnya organisasi dalam menjalankan misinya. Selain itu, kepemimpinan kepala
sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber dan alat-alat (human
resources), sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya bukan hanya
ditentukan oleh tingkat keterampilan tehnik saja (technical skill), akan
tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya dalam menggerakkan orang lain
yang sering disebut dengan manajerial skills.
Implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi
Sebab
yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah
akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen yang direncakan,
karena induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya
berkualitas maka perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.
0 komentar:
Posting Komentar